Fenomena Akustik dalam Ruang Tertutup

Dalam sebuah ruangan tertutup, jalur perambatan energi akustik adalah ruangan itu sendiri. Oleh karena itu, pengetahuan tentang fenomena suara yang terjadi dalam ruangan akan sangat menentukan pada saat diperlukan pengendalian kondisi mendengar pada ruangan tersebut sesuai dengan fungsinya. Fenomena suara dalam ruangan dapat digambarkan pada sketsa berikut

 

 

 

Dari sketsa tersebut, dapat dilihat bahwa pada setiap titik pengamatan atau titik dimana orang menikmati suara (pendengar) akan dipengaruhi oleh 2 komponen suara, yaitu komponen suara langsung dan komponen suara pantul. Komponen suara langsung adalah komponen suara yang sampai ke telinga pendengar langsung dari sumber. Besarnya energi suara yang sampai ke telinga dari komponen suara ini dipengaruhi oleh jarak pendengar ke sumber suara dan pengaruh penyerapan energi oleh udara. Komponen suara pantul merupakan komponen suara yang sampai ke telinga pendengar setelah suara berinteraksi dengan permukaan ruangan disekitar pendengar (dinding, lantai dan langit-langit).  Total energi suara yang sampai ke telinga pendengar dan persepsi pendengar terhadap suara yang didengarnya tentu saja akan dipengaruhi kedua komponen ini. Itu sebabnya komponen suara pantul akan sangat berperan dalam pembentukan persepsi mendengar atau bias juga disebutkan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan akan sangat mempengaruhi kondisi dan persepsi mendengar yang dialami oleh pendengar.

 

Ada 2 ekstrim yang berkaitan dengan karakteristik permukaan dalam ruangan, yaitu apabila seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat menyerap dan seluruh permukaan dalam ruangan bersifat sangat memantulkan energi suara yang sampai kepadanya. Bila permukaan dalam ruang seluruhnya sangat menyerap, maka komponen suara yang sampai ke pendengar hanyalah komponen langsung saja dan ruangan yang seperti ini disebut ruang anechoic (anechoic chamber). Sedangkan pada ruang yang seluruh permukaannya bersifat sangat memantulkan energi, maka komponen suara pantul akan jauh lebih dominant dibandingkan komponen langsungnya, dan biasa disebut sebagai ruang dengung (reverberation chamber) . Ruangan yang kita gunakan pada umumnya berada diantara 2 ekstrim itu, sesuai dengan fungsinya. Ruang Studio rekaman misalnya lebih mendekati ruang anechoic, sedangkan ruangan yang berdinding keras lebih menuju ke ruang dengung.

 

Desain akustik ruangan tertutup pada intinya adalah mengendalikan komponen suara langsung dan pantul ini, dengan cara menentukan karakteristik akustik permukaan dalam ruangan (lantai, dinding dan langit-langit) sesuai dengan fungsi ruangannya. Ada ruangan yang karena fungsinya memerlukan lebih banyak karakteristik serap (studio, Home Theater, dll) dan ada yang memerlukan gabungan antara serap dan pantul yang berimbang (auditorium, ruang kelas, dsb). Dengan mengkombinasikan beberapa karakter permukaan ruangan, seorang desainer akustik dapat menciptakan berbagai macam kondisi mendengar sesuai dengan fungsi ruangannya, yang diwujudkan dalam bentuk parameter akustik ruangan.

 

Karakteristik akustik permukaan ruangan pada umumnya dibedakan atas:

  • Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya. Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel absorber, acoustic tiles, dsb).
  • Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya. Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam, aluminium, gypsum board, beton, dsb.
  • Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya. Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dsb (check www.rpginc.com) .

 

Dengan menggunakan kombinasi ketiga jenis material tersebut dapat diwujdukan kondisi mendengar yang diinginkan sesuai dengan fungsinya.

 

Parameter akustik yang biasanya digunakan dalam ruangan tertutup secara garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu parameter yang bersifat temporal monoaural yang bisa dirasakan dengan menggunakan satu telinga saja (atau diukur dengan menggunakan single microphone) dan parameter yang bersifat spatial binaural yang hanya bisa dideteksi dengan 2 telinga secara simultan (atau diukur menggunakan 2 microphone secara simultan).

 

Yang termasuk dalam parameter tipe temporal-monoaural diantaranya adalah:

  • Waktu dengung (T atau RT), yaitu waktu yang diperlukan energi suara untuk meluruh (sebesar 60 dB) sejak sumber suara dimatikan. Parameter ini merupakan parameter akustik yang paling awal digunakan dan masih merupakan parameter yang paling populer dalam desain ruangan tertutup. Waktu dengung yang digunakan dalam desain misalnya RT60, T20, T30 (subscript menunjukkan rentang decay yang digunakan untuk mengestimasi peluruhan energinya) dan EDT (yang berbasis pada peluruhan pada 10 dB awal). Parameter terakhir lebih sering digunakan karena mengandung informasi yang signifikan dari medan suara yang diamati. Harga parameter ini akan dipengaruhi oleh fungsi ruangan, volume dan luas permukaan ruangan serta berbeda-beda untuk setiap posisi pendengar. Misalkan untuk ruangan studio perlu < 0.3 s, ruang kelas 0.7 s, ruang konser 1.6 – 2.2 s, masjid 0.7 – 1.1 s, katedral 2 s dsb.
  • Clarity, yaitu perbandingan logaritmik energi suara pada awal 50 atau 80 ms  terhadap energi suara sesudahnya. Diwujudkan dalam parameter C80 untuk musik dan C50 untuk speech. Parameter ini berkaitan dengan tingkat kejernihan sinyal suara yang dipersepsi oleh pendengar dalam ruangan. (standard yang digunakan berharga -2 sd 8 dB)
  • Intelligibility, yaitu perbandingan energi awal 50 ms terhadap energi totalnya. Biasa dinyatakan sebagai D50 dan lebih banyak digunakan untuk menyatakan kejelasan suara pengucapan (speech). Harga yang disarankan adalah > 55%. (parameter terkait adalah STI atau RASTI atau %Alcons).
  • Intimacy, yang ditunjukkan dengan perbedaan waktu datang suara langsung dengan pantulan awal pada setiap titik pendengar. Dinyatakan dalam Initial Time Delay Gap (ITDG). Harga yang disarankan secara umum adalah < 35 ms (yang paling disukai 15-20 ms). Nilai tersebut masih dipengaruhi juga oleh cepat lambatnya (rhytm) sumber suaranya..

 

Yang termasuk dalam parameter type spatial-binaural adalah LEF dan IACC. LEF didapatkan dengan membantingkan pengukuran Impulse Response ruangan menggunakan 2 buah microphone yang diletakkan secara berdekatan, satu microphone dengan patern omnidirectional dan yang lainnya berpola Figure of Eigth. Sedangkan IACC didapatkan dengan pengukuran impulse response menggunakan 2 microphone yang ditanamkan dalam 2 telinga manusia (atau kedua telinga tiruan kepala manusia, dummy head). Dari kedua parameter ini dapat diturunkan parameter envelopment dan lebar staging/sumber (apparent source width).

 

Konsep diatas biasanya lebih banyak diterapkan dalam ruangan besar. Untuk ruangan kecil seperti studio, sebuah parameter lagi perlu diperhatikan yaitu distribusi modes (frekuensi resonansi) ruangan terutama pada frekuensi-frekuensi rendah (lihat artikel sebelumnya tentang modes ini)

58 thoughts on “Fenomena Akustik dalam Ruang Tertutup

  1. lucky

    Pak..saya bingung RT buat ruangan studio untuk rekaman seharusnya berapa yah??
    saya liat di standar buku untuk volume ruangan 0.7x100m3 angkanya 0.4 detik..tapi saya tidak tau utk studio rekaman yang pidato atau musik ternyata juga berlaku??
    perhitungan RT apa hanya pada frekuensi menengah(500 Hz) saja atau harus pada frekuensi bawah (125Hz) dan tinggi juga(2000Hz)??

    Reply
  2. jokosarwono

    Untuk studio, pada umumnya memang tidak diperlukan dengung yang panjang, baik untuk musik maupun speech, biasanya memang berada pada orde 0.3 – 0.4 detik.
    Untuk waktu dengung, RT pada frekuensi 500 Hz atau 1000 Hz, biasanya digunakan sebagai standard desain, tetapi karena secara natural suara merupakan fungsi frekuensi, maka perhitungan RT secara broadband (pada umumnya 1 oktaf band) juga diperlukan, terutama apabila ruangan digunakan untuk keperluan-keperluan khusus dan critical yang memerlukan perhatian pada frekuensi rendah ( 2000 Hz).

    Reply
  3. suyanto

    pak.. saya buat studio musik (band) di ruangan dgn ukuran. 500 x 280 cm. saya manfaatkan ruangan yang sudah ada (batako plesteran) kemudian (bagian dalam) saya tambahkan glasswool setelah dinding dan saya tutup dengan papan gipsum kemudian dilapisi dengan karpet tipis. lantai keramik saya alas dengan sponge tipis dan diatasnya dikasih karpet. bagian plafond juga dengan gipsum dan glasswool.
    setelah jadi, suara yang diredam cukup baik… (dari luar hanya kedengaran sedikit suara bass & kick drum (low) tapi semakin lama kok suara yang keluar semakin banyak (mid high (gitar & vocal) nya juga ikutan kedengaran makin nyaring) (kurang lebih setelah 3-4 bulan). dinding bagian luar sebagian kena panas dan hujan secara langsung… apakah berpengaruh..?

    mohon petunjuknya apakah ada solusi yang baik agar suara yang kedengaran semakin nyaring bisa dikurangi…? tanpa harus merekondisi ruangan secara ekstrim.

    terima kasih

    salam

    suyanto

    Reply
  4. joko sarwono

    Pak Suyanto, thanks sudah berkunjung,
    Ada beberapa pertanyaan sebelum saya bisa memberikan masukan:
    1. Apakah di ruangan tersebut ada bukaan? (jendela atau pintu). Kalau ada, apakah seal antara daun dengan frame sudah rapat?
    2. Ini ruangan di lantai dasar atau atas ya?
    3. Gypsum yang digunakan berapa ketebalannya ya?
    4 Glasswool yang digunakan berapa densitynya?
    5. karpet nya tebal atau tipis ya?

    masalah kena hujan, as long as dia tidak menggerus lapisan penutup luar batako, atau plesterannya, mestinya tidak ada pengaruh.

    Salam

    Joko

    Reply
  5. suyanto

    terima kasih atas perhatiannya pak…

    1. ruangan hanya terdapat 1 pintu utama (tanpa jendela) dengan ukuran kurang lebih 60×180 cm dengan ketebalan 5cm (multiplek tengah diisi dgn sedikit glasswool) dan saya timpa lagi dengan 1 pintu kaca 5mm dengan alumunium frame dengan jarak yang sangat dekat.. (keterbatasan tempat sehingga 2 pintu sejajar dgn jarak yang kurang dari 10cm). ruangan sudah cukup rapat.. rasanya tdk ada kebocoran udara…

    2. lantai dasar (rumah hanya satu lantai dengan genteng metal) bagian atas ruang studio separuhnya saya cor dak (karena itu area tambahan dari rumah kurang lebih 250 x 280 cm (lebar ruang).

    3. gypsum 9mm

    4. wah… glasswoolnya saya lupa densitynya berapa pak.. waktu itu saya beli di toko atap.. kayanya 5cm

    5. untuk dinding pake karpet tipis, untuk lantai sedikit lebih tebal.

    khusus suara bass dan kick drum padahal.. jika kita berada didalam studio, suara & getarannya tidak terlalu kuat… tetapi suara yg terdengar dari luar studio sepertinya jauh lebih kuat daripada yg didalam.. kenapa begitu ya pak..?

    mohon diberi petunjuk untuk mengatasi hal tersebut pak…
    (soalnya salah satu bagian dinding studio menempel dengan dinding beton (pagar) tetangga yang jarak 2,5m setelah pagar tsb (tanah kosong) terdapat kamar tidur..

    terima kasih

    salam,
    Suyanto

    Reply
  6. joko sarwono

    Pak Suyanto:

    1. Ok, pintu tidak bergetar khan ya waktu bas dan kick drum dimainkan?

    2. Kemungkinan besar suara nyaringnya bocor lewat bagian langit-langit yang tidak di cor dak Pak, coba di cek. Kalo loading struktur masih memungkinkan, bagian yang tidak di dak di tambah massa nya. Karet dilantai, kalo memungkinkan coba diganti dengan yang lebih gedhe densitynya. khususnya di daerah peletakkan drum set, dan loudspeaker-amplifier instruments.

    3. kurang tebal Pak, bisa didouble? (nambah insulasi sekitar 3 dB)

    4. kemungkinan yang bapak beli yg 16 atau 24 kg/m3, yang biasa digunakan utk insulasi panas. Untuk akustik, sebaiknya minimum 48 kg/m3 atau gunakan rockwool yang 80 kg/m3 akan lebih baik.

    5. Apakah memungkinkan dibuat gap udara antara dinding gypsum dengan dinding Batako nya ya? menggunakan frame kayu misalnya?. Suara bas dan kick drum tidak telalu terasa didalam karena masalah modes ruangan Pak, kemungkinan frekuensi terkaitnya tidak terbangkitkan dengan sempurna (panjang gelombangnya lebih panjang dari 2.8 m), sehingga memang akan lebih terasa di luar ruangan.

    demikian, semoga membantu.

    Salam

    JS

    Reply
  7. suyanto

    Dh,

    Ok… terima kasih atas bantuannya pak…

    karena kondisi & keterbatasan ruangan… sepertinya yang bisa saya lakukan sekarang adalah dengan menambahkan karet dilantai dengan density yang lebih baik…

    salam

    ‘suyanto

    Reply
  8. Agha_Cim2

    Salam kenal Pak Joko, dr saya Agha di Jogja…..begini pak,ada sedikit troble dlm ruangan studio band saya.
    Masalah yg saya keluhkan yakni, terutama saat gema/suara bass berdengung…..pasti suaranya sampe luar dan jika diwaktu malam sangatlah terasa suara dengung dr luar ruangan studio. ada satu sudut ruangan yg dl sebenarnya jendela, namun saat pembuatan studio jendela kaca tsb ditutup memakai 2 lapis plywood setebal 18mm x 2 dan didalamnya telah jg diisi kain perca.. namun kaca bagian luar tidak tertutup oleh plywood yg sama, mungkin apakah hal tersebut yg menjadikan bocornya suara bass gitar saat dipakai latihan? saya tunggu petunjuknya pak Joko…. matur nuwun

    Thanks sudah berkunjung Agha…., mohon info lebih detail tentang ruangannya, berapa ukurannya? sistem dinding2nya? lantai? dan ceiling….. bisa juga japri ke cettasarwono@yahoo.co.uk
    salam

    Reply
  9. ogawa yuki

    salam pak joko
    saya mau bikin studio musik pribadi
    ukuran 5 ke 4 kira kira buat ruang akustiknya saya harus menggunakan material apasaja supaya tidak mengganggu ketenangan tetangga makasih pak

    Pak Ogawa,

    Akan sangat tergantung pada posisi ruangan relatif terhadap tetangga. Yang penting adalah, insulasi ruangan harus bagus…. apalagi kalau ada live drum di studionya…. untuk dinding, pilihan bisa menggunakan double wall dari bahan beton cor atau bata+plester atau double gypsum + bahan penyerap, tergantung budget. Untuk lantai, usahakan gunakan sistem floating floor, bisa dengan bahan insulator vibrasi yang bagus dan mahal (produk Embelton atau sejenisnya), sampai campuran pasir+ijuk dibawah lantai. Untuk Ceiling, kalau tdk dicor, ya mesti dipastikan memiliki insulasi akustik yang baik, kombinasi gypsum+foam akustik/rockwool bisa membantu…. jgn lupa, setiap sistem bukaan (pintu dan jendela) diseal yang baik….

    Reply
  10. OQ

    Salam kenal pak…

    Saya OQ, saya ingin membuat studio recording, utk studio take nya saya sdh menyiapkan ruangan sebesar krng lbh 3mx4.5m, dan mixing room nya kurang lebih sama! kalau saya blh mnt saran, untuk studio take nya peredamnya memakai apa spy suara yg di hasilkan maximal, dan utk mixing roomnya memakai konstruksi peredam sprt apa! tp pak, saya ingin bahan2 yg di pakai bukan bahan2 yg mahal2, krn sayapun tidak mempunyai biaya yg besar utk pembuatan studio ini, tp sya ingn kualitas max! maaf pak, krn saya jg benar2 setuju bhw ruangan dan akustik sngt2 berpengaruh dalam urusan recording!!
    terima kasih atas kesempatannya, dan sy berharap mendapat respon dan solusi terbaik dr pak joko!

    Regard,
    - OQ -

    Reply
  11. Apsat

    Selamat siang pak
    Perkenalkan nama saya APSAT
    saya mau tanya
    1.Saya menemukan paper yang menyebutkan kalau pengukuran akustika gereja harus menggunakan parameter
    RT 60 dan EDT mengapa EDT harus diukur???bukannya EDT dan RT 60 adalah sama fungsinya???
    2.kalau beda fungsinya bisa bapak jelaskan secara teknis
    3.Untuk ruang ibadah gereja protestan nilai EDT yang
    disarankan berapa?
    4.EDT apakah bermanfaat untuk kejelasan musik?kalau ia
    bagaimana penjelasan teknisnya
    Trimakasih sebelumnya

    Reply
    1. jokosarwono

      Apsat:
      1. karena EDT lebih memberikan gambaran informasi (pantulan awal) yang terjadi di dalam ruangan, sedangkan T60 lebih memberikan gambaran waktu Tunak.
      2. idem 1
      3. tergantung pada volumenya…..
      4. EDT akan lebih mempengaruhi detail musik yang didengar.

      Reply
  12. imam listianto

    selamat sore pak
    mo tanya pak saya bikin studio dengan sistim dobel tembok diperlukan langkah apalagi untuk yang didalam ruangan (perlukah ada glaswoll.rock wool dll untuk dindingnya) atau cukup menata akustik/interiornya saja trimakasih sebelumnya mohon pencerahan
    NB: atap cor tebal 10 cm , tembok dobel bata dengan jarak antar bata 5 cm

    Reply
  13. Regga

    Halo Pak..
    Salam kenal..

    Langsung aja ya pak, saya mau tanya..

    di ruangan saya, dari 93Hz sampe 123Hz koq suara nya kecil bgt pak.. kira2 basstrap spt apa yg cocok dan placement nya.. mohon saran nya..?

    terima kasih..
    -regga-

    Reply
  14. Regga

    untuk control room pak..

    P : 6,59 m..
    L : 4.35 m..
    T : 2.73 m.. (dari lantai sampe plafon gipsum tebel 1 cm)

    Front Wall : partisi dobel dgn air space 15cm( yg satu gipsum dgn stud besi hollow, satunya lg multiplek dgn stud kayu 4×6) dgn rockwool density 100 tiap sisi nya..

    Back Wall : ada bagian yg partisi gipsum stud besi hollow tanpa rockwool, dan ada bagian pake kaca 12mm dgn pintu kaca jg..

    Side Wall : tembok

    Roof : Dak beton (dari lantai, tinggi total 3,2 m)

    Sempet kepikiran solusi murah pake tube tuned basstrap, tp null freq nya cukup lebar juga.. jadi saya bingung..
    hmm pak, kalo utk freq yg ilang gitu, placement nya itu lbh efektif di node atau di anti-node ya..? secara teori apa ya yg akan terjadi jika placement nya di titik yg hilang..?

    mohon petunjuk nya..
    thanks a lot..

    -regga-

    Reply
    1. jokosarwono

      Regga,

      ok, tampaknya ruangan penuh dengan panel absorber ya? (efektif pad freq mid-low). Tidak ada bagian dinding yang berperforasi kah?
      Apakah kecilnya level di frekuensi yang disebutkan itu diseluruh ketinggian? (coba geser mic pada sumbu vertical)
      placement pada node ataupun anti node mestinya akan tergantung pada placement sumbersuara (loudspeaker) anda.

      Salam

      JS

      Reply
  15. Regga

    sebelum nya, terima kasih pak udah menyempatkan waktu utk merespon pertanyaan saya.. I really appreciate it..

    maaf post saya sbelumnya kurang informatif, maksud saya “rockwool tiap sisi nya” itu di dalam partisi yg dobel itu pak (utk soundproofing)..

    utk akustik di dalam ruangan, saya pasang absorber (rockwool dens100,tebal 10cm,air gap 10-25cm,dilapisi breathable fabric) hanya di area first reflection pada side wall, front wall dan plafon.. utk back wall saya pasang DIY difusser, dan meja saya bikin miring..
    FYI: bawah meja, saya fill absorber dan efektif utk antinode di sekitar 70Hz-80Hz..

    hmm.. dinding berperforasi maksud nya apa ya pak..?
    side wall dan atap kayaknya dr beton.. utk front wall pake gipsum 1cm lapis 2 pada sisi dalam ruangan dan multiplek 18mm pada partisi bagian luar..

    saya barusan ngukur pada sumbu vertikal spt saran bapak, dan hasil nya utk ketinggian 165cm ke bawah tidak banyak perbedaan, tp ketika saya ukur di ketinggian 212cm, SPL mulai nambah.. gmn pak..?

    saya juga ukur di sudut kanan atas depan (front wall, plafon, side wall) dan sudut kiri atas belakang (back wall, plafon, side wall) low freq banyak yg “gemuk2″ tp cenderung flat di low freq..

    saya terpikir utk buat “super chunk” 60x60cm (sisi tegak lurus nya) pada kedua sudut tersebut.. gmn menurut bapak..?

    regards,
    -regga-

    Reply
    1. jokosarwono

      Thanks info lengkapnya Regga,

      ok, berarti ada absorber dalam ruangan (ini yg saya maksud perforrated wall, bisa dalam bentuk fabric covered absorber ataupun perforated surfaces)
      so, kemungkinan besar “hilang” nya energi pd frekuensi yang disebutkan krn diserap terlalu banyak oleh kombinasi panel absorber dan fabric absorber + airgap yang ada dalam ruangan. Saat diukur di ketinggian 2 m apakah naiknya level signifikan?
      yg dimaksud “superchunk” itu corner bass trap (slid absorber) kah?
      1 lagi yang perlu diingat, Diffusor juga memiliki absorpsi yang cukup besar.
      Bolehkah saya dikirimi screen shoot dari response frekeuensi (spectrum signal white noise) di titik duduk ruang control?

      Reply
      1. Regga

        kalo gipsum, multiplek dan kaca termasuk perforated gak pak..? saya pernah baca kalo kayu dan kaca itu absorb low freq tertentu.. mengingat desain front wall dan back wall, apa mungkin krn itu jg ya..? banyak terserap dsana.. hmm brarti bukan cuma krn room modes yg bikin standing waves aja ya pak..? berarti butuh resonator kah..?

        di ketinggian 2m, level naik skitar 10db..

        iya superchunk yg absorber dipotong2 segitiga dan ditumpuk mepet sudut..

        hmm.. metode pengukuran saya dsini sangat sederhana pak krn gak punya software akustik dan mic calibrated nya.. saya cuma pake sine wave gradasi per 1 Hertz dr 20Hz-300Hz saja.. saya play di DAW pake near field, lalu saya record pake mic (omni mode).. lalu cuma saya liat dr fluktuasi recorded waveform nya saja.. utk analyzer, juga cuma punya yg mini “Bar Type” 1/3 octave.. paling saya bandingkan dgn pengukuran pake “handy” RTA utk skedar komparasi..

        jika bapak bersedia, saya akan kirimkan screenshoot recorded waveform 20 – 300Hz nya.. dan screen shoot white noise dr analyzer 1/3 octave (mini Bar Type).. mungkin sekalian saya kirim freq response dari mic dan near field nya.. atau gmn pak..? terserah bapak aja enak nya gmn..

        utk white noise generator nya, pake yg peak atau rms pak..? trus pengukuran nya, pake weighting flat, A atau B..? dgn slow response khan ya..?

        thank you very much..
        -regga-

        Reply
    1. jokosarwono

      ini menjawab pertanyaan di note ebelumnya….:)

      yang saya maksud perforated adalah yg ada lubang2 nya…gypsum dan kayu bisa dibuat perforated…:)… untuk kayu dan kaca memang bisa menyerap frekeuensi tertentu, terutama jika bentuknya panel, penyerapannya dalam bentuk getaran permukaan (perlu energi), kalau di belakang ada absorber dan atau rongga udara, maka akan jadi sistem panel absorber ….

      ok boleh juga dikirim, white noise rms, flat, slow ….

      Reply
  16. andri yasa

    Pak, adakah temen yang bisa melakukan sound test material dinding sperti rock woll atau gipsum yang terpasang untuk mengetahui keefektifan tebal yg dipakai

    Reply
    1. jokosarwono

      Kalau yg diukur Transmission Loss nya, Lab saya bisa melakukannya insitu, but kalau yg diukur performansi penyerapan energi suara, perlu yg punya alat ukur intensitas suara… (alat kami kebetulan sedang rusak)

      Reply
  17. Singgih

    pak, mau nanya…
    desain untuk studio rekaman drum itu seperti apa?
    soalnya kemarin saya pernah melakukan penghitungan RT di sebuah studio rekaman, dengan menggunakan impulse respon dari sebuah balon yang saya letuskan kemudian saya rekam bunyi tersebut dengan menggunakan mic yang biasa digunakan rekaman vokal. dari hasil yang saya dapatkan ternyata RT nya terlalu besar hampir 0,9 sekon…
    ternyata setelah saya analisa, RT yang terlalu panjang tersebut dikarenakan getaran simbal yang teresonansi karena letusan balon tersebut…nah pertanyaan saya bagaimanakah mendesain studio rekaman untuk drum agar dengung yang ada tidak mengganggu hasil rekaman, ya walaupun nanti dalam mixing or mastering masih bisa dimanipulasi….
    terimakasih

    Reply
    1. jokosarwono

      Untuk ruang drum sebenernya lebih dipengaruhi oleh modes akustik ruangan instead of RT nya… krn ruangannya biasanya kecil dan frekuensi kerjanya dominan di rendah…. letusan balon lebih dominan di mid-high…jd tdk cocok, analisi modes akustik akan lebih banyak membantu….

      Reply
  18. suherlan

    saya sedang buat ruangan utk siaran atau studio mini, krn atapnya dari seng gelombang , saya harus memakai material apa saja supaya kalau hujan suara dr seng tdk tembus ke studio begitu juga sebaliknya tmksih

    Reply
  19. akhmad

    Perkenalkan, nama saya Akhmad dari Surabaya..
    Mau tanya pak..
    1. Apakah dalam percobaan mengenai Speech Inteligibilty memerlukan adanya pemisahan serta penyesuaian tinggi rendahnya SPL untuk vokal dan konsonan???Misal huruf “A” untuk mata atau kaki…
    2. Kemudian, dalam pengujiannya subjek uji apakah ada kriteria khusus???Misal usia masih muda,dll.
    3. Apakah diperlukan ruangan khusus untuk mengujia SI????
    Terima kasih sebelumnya atas jawabannya.

    Reply
  20. dika

    minta pencerahannya pak,
    saya mau buka karaoke keluarga kecil2an, sekitar 2 atau 3 room, rencana mau pake sound BMB yang 500watt sepasang, yang 350watt sepasang, jd ada empat pasang. untuk meredam suara spy g merembes keluar saya masih buta sama sekali pak, boleh minta petunjuk bahan2 peredam yang baik untuk ruangan tersebut? ukurannya 3×4 mter dan 3x3m. terima kasih

    Reply
    1. jokosarwono

      Dika, ada banyak cara, intinya jalur perambatan suara harus diberi ‘hambatan’ sebesar mungkin. Jalur perambatan di ruang adalah lantai, dinding, dan langit2, serta udara yg ada dalam ruang. Sesuaikan dengan budget yg ada, lalu hunting bahan-bahan (kombinasi antara bahan keras (bata, gypsum, batako, kayu solid, mat resin, dsb) dengan bahan yag lunak (Rockwool, Yumen board, Karpet, Acoustics Tile, dsb).

      Reply
  21. MrBy

    Salam kenal pak joko,
    Langsung saja ya saya ceritakan masalahnya,

    Saya ada beberapa ruangan musik yang digunakan untuk alat musik piano, gitar, biola. Ruangan tersebut disekat-sekat memakai gipsum dan glasswool. Tetapi ruangan-ruangan tersebut masih sangat tembus ke ruangan-ruangan lain nya.
    Yang menjadi pertanyaan saya adalah,

    1. Karena ruangan nya sudah jadi, adakah cara yang lebih mudah untuk membuat redam ruangan-ruangan tersebut tanpa perlu dibongkar-bongkar lagi ruangan-ruangan tersebut?

    2. Di lantai 1, atapnya itu plafon, biasanya untuk plafon dilapisi apa ya? Untuk lantai 2 sepertinya akan lebih mudah karena atapnya sudah beton

    3. Floor2 saya masih ubin biasa, apakah harus dilapisi bahan peredam juga?

    Mohon pencerahan nya ya

    Sebelumnya saya ucapkan terimakasih

    Mr. By

    Reply
    1. jokosarwono

      Mr By, thanks sdh berkunjung,
      Asusmsi saya, ruangannya tdk besar ya? Insulasi pada ruangan kecil, selain memperhatikan karakteristik Transmission Loss (fungsi frekuensi) dinding-lantai dan langit2, juga sangat dipengaruhi oleh ukuran atau geometri ruang terhadap frekuensi kerja sumber suara. So harus didetailkan, yang ‘tembus’ itu keseluruhan suara (seluruh frekuensi) atau hanya bbrp frekuensi saja.

      1. Kalau ruang sudah jadi, cara yg bisa dilakukan adalah Mr By ukur, spektrum frekuensi suara di ruang sumber dan ruang penerima, bandingkan spektrumnya (level dan frekuensinya). Dari sana, baru ditentukan tambahan material apa yang cocok ditambahkan ke dinding. Ada bbrp type material yg mudah dipasang tambahkan, dengan cara direkatkan ke existing dinding, dan cukup membantu.
      2. perlakuan plafon, sama dengan dinding sebenarnya.

      3. kalau bisa dilapis karpet dengan underlayer atau wood flooring, akan jauh membantu,

      salam

      JS

      Reply
  22. b prijono

    Pak Joko.

    Bagaimana tanggapan anda tentang bahan (board) yang dapat meredam suara yaitu Yumen Board (buatan lokal, dan dari bahan alam / serutan kayu).
    Terima kasih sebelumnya atas tanggapan bapak
    Salam
    Prijono
    (Surabaya)

    Reply
    1. jokosarwono

      Pak Bagus, terima kasih sudah mampir. Saya sudah lama mendengar tentang Yumen board, tetapi terus terang belum pernah menggunakan secara pribadi, semata karena lingkup desain saya lebih banyak di ruang besar. Kalau boleh saya dikirimi brosur dan sample, supaya saya dapat tambahan data, siapa tahu bisa saya gunakan di desain2 saya…. Pada dasarnya, setiap bahan yang memiliki koefisien absorbsi yang tinggi, bisa digunakan untuk bahan absorbsi, sekaligus bahan insulasi (dengan dikombinasikan bersama bahan lain tentunya, karena utk kasus insulasi, yg dikendalikan selain absorbsi, juga transmisi). Yang pasti, melihat bahannya, dari sisi kesehatan pasti lebih baik dibandingkan dengan Glasswool.

      Reply
  23. bprijono

    Pak Joko.

    Tentu saja dengan senang hati kami akan mengirimkan info2 lebih lanjut tentang Yumen Board kami.

    Bagaimana saya dapat meng-contact Bapak?

    Salam
    B.Prijono

    Reply
  24. budiwan

    Pak Joko, saya rencana mau buat ruang karaoke yg berukuran 2.85 meter x 5 meter yang kedap, agar ruang karaoke tersebut tidak mengganggu ruang iri dan kana, rencana nya bahan yang akan saya pakai dan cara aplikasinya adalah : tembok langsung di tempel dengan rockwool den 80 / kg +
    glasswool 2.5 cm lalu di tutup dengan gypsum. internit nya juga saya lapisi seperti yang di tembok. dan pintu rencana hanya 1 pintu saja, dimana pintu tersebut tengah pakai rockwool + glasswool ( seperti tembok ). apakah dengan cara tersebut sudah cukup kedap. dan bagaimana dengan internit nya apakah sudah cukup seperti yang di tembok. dan saya mau tanya juga apakah setelah tembok harus di kasih ruang kira-kira 3 cm baru pakai gypsum lalu glasswool & rockwool lalu gypsum.

    ada pertanyaan lain apakah pintu ke ruang karaoke boleh di pakai kaca sebagian kira 2 50 x 50 cm ( tempat untuk melihat ke dalam ruang ), maksudnya supaya orang dalam atau orang luar waktu buka pintu bisa sama2 melihat ( tidak terjadi tabrakan )

    Terima kasih sebelum nya.

    Reply
  25. budiwan

    pak joko, saya rencana akan membuat ruang karaoke dengan ukuran 2.85 x 5 x 3,12 ( tinggi ), dimana ruang karaoke tidak boleh menggganggu ruang sekeliling nya. saya rencana akan pakai bahan rockwool 80 kg dan glasswool 16 kg. tembok langsung saya tempelkan rockwool dan lalu di lapisi dengan glasswool, lalu di tutupi dengan gypsum 9mm, dan juga bagian cealing juga seperti itu, untuk bagian pintu nya saya akan buat dengan plywood 12mm tengah nya dengan rockwood 80 kg. dan juga untuk pintu nya saya akan buat kaca untuk bisa lihat ke dalam/ ke luar kira kira ukuran 20 x 50 cm. untuk lantai nya saya belum tau bagaimana. ruang karaoke nya di lantai dasar. apakah dengan cara yang saya sebutkan itu suaranya masih bisa kedengaran keluar. saya mau tanyakan apakah untuk bagian tembok nya harus di buat jarak kira2 3 cm lalu gypsum + rockwool / glasswool + gypsum.

    terima kasih sebelum nya pak Joko,

    Reply
  26. Bagus Prijono

    Pak Budiwan.
    Perkenankan saya untuk ikut memberikan pendapat atau lebih tepatnya saya ingin memberi saran tentang / untuk bahan yang akan digunakan sebagai penyerap suara (noise absorption). Yumen Board sangat effektiv untuk keperluan ini, produk itu dipakai dibanyak ruang2 karaoke dan juga di ruang2 musik (sekolah musik, diantaranya Purwacaraka di seluruh Indonesia). Jika Bapak ingin mengenal lebih jauh tentang produk ini, saya dapat memberikan info detailnya.
    Demikian tambahan dari saya.
    salam
    Bagus Prijono

    Reply
  27. budiwan

    Terima kasih untuk saran nya pak Bagus, saya belum pernah mendengar yang nama nya yumen board, kalau tidak keberatan saya minta info yang lengkap mengenai yumen board dan bagaimana cara pemakaian/pemasangan nya dan di mana saya bisa mendapatkan nya, dan apakah setelah pakai yumen board saya tidak perlu pakai gypsum atau rockwool lagi. Thanks sebelum nya.

    Salam
    budiwan

    Reply
  28. Bagus Prijono

    Selamat malam pak Budiwan.
    Info lengkap akan saya berikan (dengan senang hati).
    saya bisa langsung di “pm” lewat: bagus.prijono@gmail.com
    (* permisi ya pak Joko *)
    Saya juga berkeinginan untuk memperkenalkan Acoustic Board tsb. kepada pak Joko. Sample produk sudah disiapkan, juga hasil2 test untuk nilai NRC dan STC (dari TUEV – PSB S’Pore tersedia, desember 2011).
    Salam
    Bagus Prijono

    Reply
  29. Bagus Prijono

    Fungsi akustik board: menyerap suara (noise) didalam suatu ruangan, sehingga pantulan (gema) dinding ruangan (yang biasanya terbuat dari bahan keras) dapat diminimalkan. Board ini menyerap frekuensi suara, standard pengukuran penyerapan hanya di frekuensi tertentu.
    Instalasi akustik board: sebagai dinding pelapis (dinding kedua) setelah dinding permanen yang sudah ada, dengan bantuan kerangka (kayu atau metall / hollow). Ruang antara akustik board dengan dinding permanen dapat diatur jaraknya (sesuai dengan ketebalan kerangka) dan dapat diisi dengan glass-wool (efek penyerapan akan lebih optimal).
    Demikian penjelasan singkat tentang Akustik Board.

    @pak Joko: jika ada yang kurang, mohon untuk dikoreksi / ditambahkan.

    Salam
    Bagus Prijono

    Reply
  30. ilham gaffar

    sy mau buat ruang musik untuk band ukuran ruangan (rong) 3,35 x 2,85, tinggi plafon 3,10 . . salah satu dinding terdapat kaca tebal 6mm (0,80 x 2,10) mohon bantuannya utk. bahan peredamnya (dana yg ada kurang lebih 30 juta trim pak

    Reply
  31. tohir

    selamat siang pak joko salam sukses
    saya mempunyai produk yg bernama poliester insulasi, apakah bapak pernah dengar, bahan ini sangat familiar di australia dan newzealand, dapat mengabsorp panas dan suara, kalo bapak berminat saya akan kirimkan sample dan density kita maksimal 40 kg/m3, trims

    Reply
    1. jokosarwono

      Dengan senang hati Pak Tohir kalau dikirim sampel

      Joko Sarwono
      Lab Akustik
      Teknik Fisika ITB
      Gedung TP Rachmat Lt 3
      Jl. Ganesa 10 Bandung 40132

      Reply
      1. mOHAMMAD tOHIR,ST

        selamat malam pak,
        saya kirim lagi deh ke bapak, ternyata sudah dibalas yah saya dong yang telah segera saya kirim pak, saya juga sudah liat http://www.rpginc.com , yang Floating Floor System Resilient Mat with Discrete Pads ini jelas mengunakan bahan polyester pak, mohon maaf pak yah saya yg tidak baca balasan bapak, sukses selalu

        Reply
  32. rudy

    halo pak joko…kamar saya ukuran 4×3 tingginya 3m.atapya cor.nah tetangga belakang saya sangat berisik,kamar saya bisa mendengar aktifitasnya bunyi”dak duk” dinding yg nempel dengan tetangga saya buat dobel dengan jarak 5cm..dan seluruh tembok termasuk plafon saya kasi glasswool 7mm dan ditutup gypsum 9mm..lantai saya lapisin parkit dan karpet tipis.kok tetap aja kedengeran aktifitas tetangga ya pak?peredamnya kayak tidak berfungsi sama sekali….selain itu kamar saya jg sangat bergema..bagaimana solusinya ya pak?terima kasih.

    Reply
    1. jokosarwono

      Pak Rudy, bolehkah saya direkam kan suara duk-duknya pakai handphone, terus dikirimkan ke saya filenya :), dugaan saya suara duk duknya lebih dominan di frekuensi mid-low, sedangkan glasswool hanya efektif di frekuensi mid-high, tampaknya mesti dikombinasikan dengan material absorber yang lebih berat (rockwool slab min density 100 kg/m3 dan digunakan vibration damper (bisa type mat atau yang dioleskan)
      Untuk kamar yang ber “gema” mhn info finishing lantai, dinding dan langit-langitnya yaa

      Reply
  33. rudy

    terima kasih balasannya pak joko…g bisa pak joko…soalnya bunyinya tiba2 dan tidak tentu waktunya…sebagai gambaran bunyi “duk”nya seperti andai kita ada dalam kamar yg atapnya pake cor dan ada org lagi lompat2 diatas cor tersebut.
    dikombinasikan material damper?…tp ini sudah jadi gimana ya?atau bongkar lagi gypsumnya?
    finishing lantai pake keramik dilapisin lantai kayu parkit..dinding dan lantai gypsum.

    Reply
  34. Pranowo

    Saya sedang mengembangkan software simulator perambatan gelombang akustik 2D dan 3D dengan metode FDTD dan FETD, sementara ini sourcenya berupa sinyal Gaussian/Ricker dan BC berupa hard wall. Apakah Pak Joko punya data pengukuran sinyal Room Acoustic untuk validasi hasil simulasi saya?

    Reply
    1. jokosarwono

      Wah, senang rasanya ada yg bermain-main dengan FDTD dan FETD utk Room Acoustics. Ini utk any geometry or masih dibatasi Shoebox?
      Sinyal Pengukuran seperti apa yg diperlukan?

      Reply
      1. Pranowo

        Terima kasih Pak Joko,untuk metode FDTD saya sedang mengupayakan penggunaan dinding batas serap, untuk mempercepat proses saya menggunakan parallel processing GPU CUDA. Sedangkan untuk metode FETD (Discontinuous Galerkin) dinding batas masih terbatas hard wall, Saya memerlukan sinyal pressure yg diterima receiver untuk sembarang geometri ruang akustik (guna perhitungan RT), Bentuk ruang, posisi, frekuensi dan jenis source simulasi menyesuaikan data pengukuran.

        Reply
  35. rismauli napitu

    utk meredam kebisingan dr luar agr tidak mengganggu kekhusukkan ibadah, kami pakai glasswol (semacam kapas wrn kuning)-kain panil-gypsum perforated (akutik board yg berlubang) pada ke-2 sisi dinding dan plafond. utk memperindah interior, kami lapis bahan akustik tsb dengan plywood dan hpl di satu bagian dinding secara penuh dr bawah hingga atas. pakah dengan penutupan itu bisa mengurangi fungsi bahan akustk td yg berakbat ruangan kami tidak kedap suara lagi?mhn petunjuk.
    salam
    risma

    Reply

Leave a Reply to Apsat Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may use these HTML tags and attributes: <a href="" title=""> <abbr title=""> <acronym title=""> <b> <blockquote cite=""> <cite> <code> <del datetime=""> <em> <i> <q cite=""> <strike> <strong>